PTUN Pekanbaru Sidang Perkara Izin PT PKS, IUP Diterbitkan Dilokasi HTI
Rebutan nomor urut, dua caleg PAN duel hingga tewas
WANITA TEMAN WAKIL BUPATI ROHIL DIHOTEL TERNYATA SEORANG PEJABAT
Mendorong Keamanan Negara Ditengah Konflik Timur Dan Barat
Oleh: Heri Kurnia
PEKANBARU - Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang Indonesia di hadapkan dengan perubahan pada setiap kemajuan dunia, Indonesia sendiri dituntut untuk mampu beradaptasi pada setiap situasi pergeseran perkembangan yang ada didunia. Kekuatan yang mendasar untuk dapat beradaptasi dengan kondisi tersebut lahir dari dalam negara Indonesia sendiri.
- Monitoring Minyak Goreng di Wilkum Polsubsektor Pelalawan, Iptu Legito: Masih Mengalami Kelangkaan
- Patroli Antisipasi Penimbunan 'Migor', Kasubsektor Pelalawan: Pedagang Pasar Mengakunya Masih Jual Stok Lama
- Ciptakan Kondisi Aman Dan Kondusif Di Wilayah Hukum Polsubsek Pelalawan, Polri Laksanakan Patroli Kedaerah Rawan Kriminalitas.
Banyak sumber yang menjadi factor penyebab terjadinya konflik antar Negara di daerah timur dan barat berbagai diantaranya adalah perbedaan paham dan pandangan politik, kesenjangan social dan ekonomi, akuisisi wilayah dan sumberdaya alam. Dalam berbagai aspek diatas Indonesia sendiri terdiri dari keberagaman multicultural serta perbedaan kondisi setiap wilayah Indonesia yang terdiri dari ribuan kepulauan yang terbentang dari sabang hingga ke merauke. Dengan berbagai keberagaman tersebut inilah tentu dapat menjadi pemicu konflik internal dan juga eksternal antar masyarakat yang dapat mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Penguasaan ruang secara de facto dan de jure merupakan legitimasi dari kekuasaan politik. Bertambahnya ruang negara atau berkurangnya ruang negara oleh berbagai jenis sebab, selalu dikaitkan dengan kehormatan dan kedaulatan negara dan bangsa (Sunardi, 2000, 33 – 35). Sementara itu, hubungan antar bangsa senantiasa diwarnai oleh kompetisi dan kerjasama. Dalam hubungan tersebut, setiap bangsa berupaya untuk mencapai dan mengamankan kepentingan nasionalnya menggunakan semua instrumen kekuatan nasional dimilikinya.
Dalam kaitan kepentingan nasional itulah, bangsa Indonesia tentu saja harus senantiasa mengembangkan dan memiliki kesadaran ruang (space consciousness) dan kesadaran geografis (geographical awareness) sebagai Negara kepulauan. Hal ini logis dan sangat mendasar mengingat, di satu sisi, posisi geografis yang strategis dan terbuka serta mengandung keragaman potensi sumber kekayaan alam, tentu saja merupakan peluang dan keuntungan bagi bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasionalnya. Namun di sisi lain, posisi geografis yang menjadi perlintasan dan pertemuan kepentingan berbagai negara ini, mengandung pula kerawanan dan kerentanan karena pengaruh perkembangan lingkungan strategis yang dapat berkembang menjadi ancaman bagi ketahanan bangsa dan pertahanan Negara.
Berbagai pengaruh dan dampak negatif dari perkembangan lingkungan strategis yang disertai berubahnya persepsi dan hakikat ancaman terhadap eksistensi maupun kedaulatan bangsa, tentu saja harus dicermati dan disikapi oleh bangsa Indonesia secara sungguh–sungguh. Hal ini penting mengingat kemajuan ilmu pengetahuan teknologi, informasi dan komunikasi telah berimplikasi semakin berkembangnya peperangan modern dalam bentuk Asymmetric Warfare dan Proxy War. Oleh karena itu, salah satu upaya yang harus menjadi fokus perhatian segenap komponen bangsa adalah kemandirian dalam penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan teknologi di berbagai bidang.
Dalam konteks membangun ketahanan nasional aspek pertahanan keamanan, maka penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan teknologi merupakan cara cerdas untuk mengantisipasi dan menghadapi ancaman militer maupun ancaman nir militer. Terkait hal tersebut, keberadaan perguruan tinggi beserta civitas academikanya, memiliki relevansi yang sangat strategis dalam memperkuat sistem pertahanan negara di masa damai maupun di masa perang. Sesuai dengan kapasitas, kapabilitas dan kompetensinya, peranserta dan partisipasi aktif perguruan tinggi semakin dibutuhkan untuk melipatgandakan kekuatan dan kemampuan pertahanan negara dalam menghadapi potensi ancaman perang antar Negara.
Dengan mempertimbangkan berbagai aspek dan unsur diatas dengan sebaik-baiknya, maka diharapkan kedepan Indonesia mampu untuk terus menjaga stabilitasnya agar masyarakatnya bisa tetap terus hidup rukun, damai, dan berkelanjutan.[]
PERUSAHAAN GARAP LAHAN DI LUAR HGU, INI POLITIK ABU NAWAS
(Bentengmelayu.com) __ Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, menge.
Dengar Aduan Masyarakat, Polsubsektor Pelalawan Gelar Jumat Curhat,Kami Butuh Saran dan Kritik
Polsubsektor Pelalawan jajaran Polres Pelalawan Polda Riau, menggelar kegiatan Jumat Curhat untuk.
Bhabinkamtibmas Dan Polsubsektor Pelalawan Tinjau Masyarakat Desa Lalang Kabung
Bhabinkamtibmas Desa Lalang Kabung Polsubsektor Pelalawan jajaran Polres Pelalawan Bripka Molin P.
Firli Si Jenderal Polisi Tertib Administrasi dan Kontroversi Perkom KPK Nomor 1 Tahun 2022
Oleh: Hendro Saky, Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Aceh. PEKANBARU - D.
Pemuda Itu Berperan Bukan Baperan
Oleh: Rita Musdalifah, penulis buku 'Muslimah Setiap Hari'. PEKANBARU - Apa kabar.
Datuk Kampar Mengucapkan Terima Kasih Kepada Polres Pelalawan Yang Telah Menjadi Mediator Upaya Penyelesaian Konflik Di Kabupaten Pelalawan
Pelalawan-Polres Pelalawan menyambut baik sebagai mediator persoalan antara ismail amir dan masya.